Thursday, September 24, 2009

GETAR PADA MOTOR

dikutip dari www.motorplus-online.com (http://www.motorplus-online.com/articles.asp?id=6373)

Kaki, pantat, sampai telapak tangan kesemutan. Bukan karena ada gula, terus diserbu semut. Atau, karena peredaran darah terhambat. Tapi, pas ngegas tunggangan sampeyan terasa ada getaran alias vibrasi.

Dari gejala itu, bisa diraba masalah utama yang ada. Jangan main tebak-tebak buah manggis. Mending baca terus sampai abis. “Banyak kasus seperti itu berasal dari mesin,” jelas Paulus Suwandhi, Kepala Seksi Instruktur Teknik Roda Dua, PT Indomobil Suzuki International (ISI).

Vibrasi dari mesin bisa dicek saat kondisi idle atau langsam. Buka gas bertahap. Sepertiga, setengah putaran, dan langsung buka penuh. Seandainya masih terasa getaran saat suara mesin pelan-pelan turun, berarti memang dari mesin. “Penyebab utamanya kemungkinan besar kruk-as sudah nggak balance. Pas putaran tinggi posisinya bergeser,” terang Paulus yang berkantor di Pulo Gadung, Jakarta Timur.

Ini penyebab utama. Sejak langsam sampai putaran atas motor gemetar. Tapi, bisa juga komponen lain. Kampas kopling habis. “Kampas sudah enggak nempel sempurna dengan pelat. Akibatnya putaran mesin nggak maksimal. Seperti dipaksa. Efeknya bikin getaran,” jelas Dwi Supriyatno, Service Engineer Technical Service Division, PT Wahana Makmur Sejati (WMS), main dealer Honda wilayah Jakarta-Tangerang.

Tapi, paling sederhana sih cek dulu pegangan mesin alias engine mounting, komstir, atau pemasangan rantai enggak sejajar. Kalau kendur, tinggal dikencangkan. “Seandainya masih getar, berarti memang sumbernya di mesin,” yakin Dwi yang berkantor di Gunung Sahari, Jakarta Pusat

SETING SPUYER

Kasus khusus nih. Bisa jadi dialami saat motor sampeyan dimodifikasi sedikit. Misal, ganti knalpot. Cuma ganti knalpot, tanpa setingulang spuyer. Motor kencang, tapi pas kecepatan tertentu mulai terasa getar. Terutama waktu jarum di atas 80 km/jam.

Diprediksi suplai bahan bakar kelewat miskin. Motor dipaksa bekerja, tapi tidak sesuai dengan pasokan bahan bakar. “Ini bisa terjadi di motor standar juga karena mengejar irit. Kalau mau enak, spuyer dinaikkan,” terang Paulus Suwandhi.


GANJAL PEGANGAN MESIN

Ini cara supaya mengurangi rasa getar. Banyak dipakai buat motor balap kelas standar. Termasuk juga diaplikasi motor modifikasi harian. Coba tengok lubang buat as pegangan mesin. Memang, beberapa tipe menggunakan karet peredam alias busing.


Tapi, enggak semua jenis motor memasang busing. Tinggal pas karet peredam deh. Seukuran lubang engine mounting. “Cukup dipasang di ujung kanan-kiri,” ujar Andri ‘Aming’ Aliwarga, builder Laksa Motor, Jakarta.

Tuesday, September 8, 2009

Soal relay memang susah-susah gampang. Terlintas berbagai merek relay sama saja fungsinya. Namun untuk pemakaian yang tahan lama dan performa yang baik tidak semua relay hasilnya sama.

Beberapa tips di website ini baik itu dari saft7.com sendiri maupun kontribusi dari teman-teman selalu menyarankan untuk menggunakan relay merek BOSCH.

Bahkan, jika kita baru membeli klakson paling mahal sekalipun, berdasarkan pengalaman teman-teman, relay yang didapat dari paket klakson itupun masih kurang baik performanya.

Apa saja pengaruhnya jika relay kurang baik performanya?

1. Untuk klakson, kerja klakson kurang optimal, suara kurang keras, sengau, atau malah tidak bunyi sebelah dsb.
2. Untuk lampu, kurang terang, lampu cepat putus.
3. Relay cepat rusak

Nah, sialnya karena merek tersebut sering direkomendasi sebagai relay bagus, merek tersebut akhirnya dipalsu. Lebih apesnya lagi sebagai calon pembeli, susah mendapatkan relay Bosch yang asli, sementara harga jualnya sama dengan relay yang asli. Duh duuuuh…

Oke, daripada terlalu banyak teman-teman yang menjadi korban relay bosch palsu, saya coba ulas deh.. bagaimana memilih dan seperti apa beda relay bosch asli dengan yang palsu.


Kita lihat bagian bawah relay… pastikan kita menemukan logo bosch terselip dan tercetak rapih.



Kita lihat pada bagian atas relay.. relay bosch yang asli, terlihat latar belakang tekstur kasar di atas tulisan BOSCH. Sementara yang palsu terlihat mulus polos.



Kita lihat bagian samping relay… pada Production ID Stamp, terlihat perbedaan teknik penulisan. Yang asli, menggunakan mesin grafir mirip sandblasting. Sementara yang palsu, menggunakan mesin press seperti yang digunakan untuk mencetak nomor mesin.



Ini juga penting… kualitas material komponen elektroniknya juga berbeda. Yang asli, terminal relay lebih kuat / keras. Sementara yang palsu lunak mudah bengkok.


Sayang saya tidak memfoto relay ketika di bongkar,.. terlihat kualitas Contact Point relay asli lebih baik ketimbang yang palsu. Ini yang membuat kualitas koneksi relay asli lebih baik dan lebih awet.

Nah.. jangan sampai tertipu lagi ya… semoga bermanfaat.

Sumber : [url]www.SAFT7.com[/url]

Wednesday, September 2, 2009

Bahan Bakar

dapat sharing dari teman..... wa sharing lagi disini ;):beer:

dimulai dari pengetahuan tentang Oktan
*Oktan itu semacam kadar nilai suatu bahan dalam bahan bakar yg dimana semakin tinggi kadar oktan suatu bahan bakar, maka ia akan semakin tahan digeber pada mesin berkompresi tinggi. Penggunaan bahan bakar beroktan rendah pada mesin berkompresi tinggi dapat menyebakan "Knocking" alias semacam telat/terlalu cepatnya campuran bahan bakar dan udara dalam mesin terbakar dalam langkah kompresi.
Gejala knocking ini dapat menyebabkan kerusakan pada mesin.
Selain itu semakin tinggi kadar oktannya maka kadar timbal pada bahan bakar tersebut akan semakin rendah.

- Berapa sih rasio kompresi yg disebut tinggi itu ?

* Rasio Rendah :
8 : 1, 7 : 1, 6 : 1,... dst (penurunan ke bawah). Umumnya kompresi segini ditemukan pada motor2 bermesin 2 tak ( RX King, Satria, F1Z R, dll )
* Rasio Sedang :
9 : 1 ( dulunya rasio segini dianggap tinggi namun seiiring deogan majunya perkembangan teknologi mesin, rasio 9 : 1 akhirnya termasuk pada rasio sedang ). Rasio kopresi inilah yg paling banyak digunakan di hampir seluruh mesin motor 4 tak di Indonesia ( Astrea Series, Supra Series, Jupiter Series, Shogun Series, dll ).
* Rasio Tinggi
10 : 1 ke atas. Mesin dengan kompresi segini biasanya digunakan pada kendaraan berperforma tinggi ( Beberapa tipe mobil, motor2 korekan ato Motor Road Race misalnya).

- Sekarang mari kita lihat spesifikasi bahan bakar Pertamina dan kompatibilitasnya terhadap rasio kompresi mesin ( bukannya promosi lho, cuman emang bahan bakar yg beredar luas se- Indonesia yah ini ) :
* Solar : Kadar Oktan 48, digunakan pada mesin Diesel
* Premium : Kadar Oktan 86, digunakan pada mesin berkompresi 9 : 1
* Pertamax : Kadar Oktan 92, digunakan pada mesin berkompresi 10 : 1
* Pertamax Plus : Kadar Oktan 96 - 98, digunakan pada mesin berkompresi 10 : 1 ke atas.

Dari data di atas dapat dilihat sebenarnya bahan bakar yg tepat untuk kendaraan kita itu apa.

- Terus apa efeknya klo kita memakai bahan bakar yg kadar oktannya lebih tinggi daripada spek mesin kita ? misalnya ax dengan kompresi mesin masih stdrd.. memakai pertamax plus atau shell super (kadar oktan diatas 92)

* Positif : Tarikan mesin lebih enteng karena bahan bakar lebih mudah terbakar, pembakaran lebih sempurna dan mesin lebih bersih karena kadar timbal pada bahan bakar yg digunakan lebih rendah, selain itu menurut pengujian oleh beberapa media otomotif, motor yg sejatinya menggunakan premium apabila dipasangin pertamax maka lebih irit konsumsi bbm nya.
* Negatif : "Mahal". Selain itu pemakaian oktan yg kelewat tinggi dapat menyebabkan mesin menjadi lebih cepat panas / Overheat.
Lagi enak2nya dipake jalan tiba2 motor mati sendiri. Distater ato diengkol susah hidup. Tapi begitu didiemin barang 3 - 10 menit tu motor baru mo hidup. Itulah gejala motor yg mengalami overheat.
dan jelas memperpendek umur mesin.. dan ini ga akan terliahat begitu saja.. akan terasa mesin trouble dalam jangka waktu panjang, padahal dalm jangka pendek nya mesin didalm dah ga beres..

semoga membantu.... :beer: